Rabu, 29 Desember 2010

Aplikasi Manajemen Proyek dan Resiko

Setiap pekerjaan atau seseorang akan menghadapi suatu Proyek dimana untuk menambah pendapatan atau pun melakukan tugas yang diberikan oleh atasan di pekerjaannya.

Mungkin hingga saat ini, banyak proyek yang sukses dan gagal. Dimana kegagalan diakibatkan kurangnya persiapan yang matang dalam pembuatan atau pelaksanaan proyek tersebut. Maka dari itu, sebelum pelaksanaan proyek kita perlu melakukan "Manajemen Proyek dan Resiko" yang mana mengetahui resiko dari proyek itu dan cara untuk menghadapi proyek itu.

Disini saya akan mencoba memberikan contoh Manajemen Proyek dan Resiko pada Proyek Tempat Jahit Pakaian.

Proyek Tempat Jahit Pakaian :
- Peralatan yang dibutuhkan untuk membangun tempat jahit, yaitu :
1. Tempat atau Lokasi dimana belum adanya jasa penjahit. Demi kelancaran pekerjaan, sebaiknya lokasi berada di daerah Komplek/pedesaan atau pasar.
2. Mesin Jahit yang disesuaikan dengan banyaknya pekerja (penjahit).
3. Mesin Obras, Mesin untuk pemasangan kancing, Mesin Neci dan Mesin Kamkut.
4. Kain-kain yang akan dipergunakan sebagai bahan jahitan.
5. Meja untuk pemotongan pola dan kursi buat masing-masing meja yang ada (pada mesin jahit dan meja pemotongan pola jahitan)
6. Kipas Angin
7. Bahan-bahan untuk menjahit, seperti jarum, benang, gunting dan keperluan lainnya.

- Pekerja untuk menjahit, pengobras, memotong pola dan penerima pesanan dari customer.

- Modal yang diperlukan :
1. Mesin Jahit, Obras, Kamkut,Pemasangan Kancing dan Neci
2. Kain-kain untuk bahan jahitan
3. Peralatan jahit lainnya, seperti benang, jarum, dan gunting
4. Kipas Angin
5. Sebuah Meja dan Kursi buat masing meja jahit

Modal yang diperlukan adalah Rp 50.000.000,-

- Untuk Biaya Jasa :
1. Pembuatan Pakaian Rp 25.000 - Rp 40.000
2. Pengobrasan Rp 5.000 - Rp 12.000

- Masalah yang kemungkinan akan didapat :
1. Adanya kerusakan pada Mesin Jahit
2. Stock Kain habis
3. Adanya Pekerja yang izin pulang

- Cara Penyelesaian :
1. Cari Penjahit yang bisa memperbaiki alat mesin jahit untuk meringankan pengeluaran.
2. Untuk Kain lebih baik berlangganan ke Toko Kain, agar lebih efisien dalam hal produksi.
3. Apabila ada Pekerja yang izin pulang, sebaiknya mencari Pekerja sementara yang dibayar per hari.

Kamis, 28 Oktober 2010

Karakteristik Manajemen Proyek & Resiko

Manajemen Proyek

• Secara tradisional pengertian manajemen adalah meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penempatan orang, pengendalian dan pengarahan.
• Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumberdaya tertentu.
• Manajemen Proyek mempergunakan personil untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek

Ciri-ciri Manajemen Proyek
Mekanisme proyek dalam hubungannya dengan pengelolaan, organisasi dan sumber daya mempunyai ciri-ciri tertentu sebagai berikut :
• Memimpin organisasi proyek dan beroperasi secara independen.
• Pembawa tunggal untuk mencapai satu tujuan proyek.
• Memerlukan bermacam-macam keahlian dan sumber daya.
• Bertanggung jawab menyatukan orang-orang dari berbagai fungsi/disiplin yang bekerja.
• Memfokuskan pada ketepatan waktu dan biaya.

Macam-macam Proyek
• Proyek Kapital
Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya untuk pembebasan tanah, pembelian peralatan, pemasangan fasilitas dan konstruksi gedung
• Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bisa penemuan produk baru, temuan alat baru dll. proyek ini dapat muncul dilembaga komersial maupun pemerintah.
• Proyek yang berhubungan dengan manajemen service
Proyek ini sering uncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa berupa perancangan struktur organisasi, pembuatan sistem informasi manajemen, peningkatan produktifitas perusahaan.

Sumber : http://hadi27.wordpress.com/management-proyek-dan-resiko/

Senin, 11 Oktober 2010

Manajemen Proyek dan Resiko

Manajemen Resiko


Manajemen resiko adalah proses sistematik dari perencanaan, identifikasi, analisis, pemberian respon, dan pengawasan dari resiko proyek. Manajemen resiko melibatkan proses-proses, alat-alat, dan teknik-teknik yang akan membantu manajer memaksimalkan kemungkinan dan konsekuensi dari kejadian-kejadian positif dan meminimalkan kemungkinan dan konsekuensi dari kejadian-kejadian negatif. Manajemen-resiko proyek paling efektif dilakukan pada awal dari suatu proyek dan bertanggung jawab terus menerus selama proyek berlangsung. Pengukuran resiko didasarkan pada perbedaan yang muncul antara performa yang telah direncanakan dengan performa yang sebenarnya dibandingkan terhadap indikator/ukuran performa.

Manajemen resiko meliputi 6 cara mengatur respon-respon dari setiap resiko, yaitu :

• mengenali kriteria pencegahan untuk meminimalkan resiko

• mengimplementasikan rencana-rencana yang mungkin untuk menghitung resiko

• mengurangi keraguan melalui investigasi dengan informasi yang berguna

• mengalihkan resiko ke aset yang lain

• alokasi resiko ke dalam persetujuan kontrak

• mengatur kemungkinan untuk mengalokasikan anggaran.


Untuk mengatur suatu resiko, maka yang pertama kali harus kita lakukan yaitu mendefinisikan apa yang disebut sebagai resiko. Secara umum arti resiko dikaitkan dengan kemungkinan (probabilitas) terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan atau kejadian yang kemunculannya diduga akan menyebabkan kegagalan sistem.1 Dengan definisi ini, membuat kita merasa bahwa ada kebutuhan atau kewajiban untuk menghindari resiko terutama ketika menangani sebuah proyek. Tapi sayangnya, resiko tidak dapat dihindari sepenuhnya, melainkan hanya dapat dikurangi dampaknya. Terkadang resiko sering diabaikan begitu saja. Hal ini biasanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam mengidentifikasi. Contoh : resiko muncul sebagai akibat kurangnya pengalaman dan pengetahuan team mengenai permasalahan, team yang kurang kompak,dan ketidak efektifan dalam proses operasional. Resiko yang muncul dapat menyebabkan penurunan produktivitas pekerja,efektifitas dari penggunaan dana, keuntungan, layanan, kualitas,reputasi, brand value,dan kualitas dari pendapatan. Secara spesifik, batasan resiko suatu proyek adalah variabilitas pendapatan sebagai dampak variasi aliran kas masuk dan keluar selama sebuah proyek dilaksanakan. Sebagai ilustrasi, jika seseorang menanamkan modal dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang, ada saatnya dimana orang tersebut akan mendapatkan keuntungan kurang dari apa yang diharapkan. Makin besar kemungkinan rendahnya keuntungan atau bahkan rugi, maka dikatakan makin besar resiko usaha. Resiko yang muncul dalam manajemen proyek berbeda dengan resiko yang timbul dalam kehidupan sehari – hari, sehingga harus dilakukan pendekatan yang lebih dalam.

Resiko dalam suatu proyek adalah suatu kondisi yang tidak pasti, dimana jika ia muncul, akan memberikan efek positif atau negatif terhadap tujuan dari suatu proyek. Suatu resiko mempunyai penyebab dan, jika muncul, akan memiliki konsekuensi. Dalam 3 batasan utama pada sebuah proyek, basis data menunjukkan elemen resiko dalam urutan frekuensi terjadinya, yaitu :

1. Resiko penjadwalan, meliputi :

Kebergantungan proyek


Penundaan kerja

Perkiraan kesalahan

Penundaan keputusan

Kelambatan kinerja hardware

2. Resiko ruang lingkup


Ruang lingkup yang terlalu luas, menjalar kemana-mana

Kerusakan pada hardware

Kerusakan pada software

Pendefinisian ruang lingkup yang tidak bagus

Kebergantungan pada perubahan (hukum dan peraturan yang senatiasa berubah)

Kegagalan penggabungan ( perubahan karena tindakan yang tidak diharapkan )

3. Resiko sumber daya


Penundaan kedatangan sumber daya yang dipasok dari luar

Kekurangan dana

Pengurangan sumber daya

Kinerja yang lambat pada sumber daya manusia

Kelangkaan keahlian


Teknik–teknik dan Metode Manajemen Resiko

Ada beberapa pendekatan dalam melakukan manajemen resiko. Salah satu di antaranya adalah UK Association for Project Management Project Risk Analysis and Management (PRAM) Guide.

Pada pendekatan PRAM, kegiatan manajemen resiko dibagi dalam dua tahap, yaitu analisa resiko dan manajemen resiko. Analisa resiko sendiri masih dibagi lagi menjadi dua, yaitu analisa resiko kualitatif dan analisa resiko kuantitatif.

Analisa kualitatif meliputi kegiatan mengidentifikasi dan mengenali faktor resiko. Kemudian dilengkapi dengan perkiraan yang menjelaskan masing-masing resiko dan dampaknya. Analisa kuantitatif membantu dalam menghilangkan keraguan yang meliputi estimasi waktu dan biaya, dan juga keraguan personal.


Link : http://www.scribd.com/