Acara adat ini
memang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Yogyakarta yang mana merupakan budaya
pernikahan asli dari Indonesia. Acara Pernikahan ini melakukan beberapa propesi
dari agama hingga adat.
Propesi akad nikah
yang dilakukan di Masjid Panepen Kraton Yogyakarta dimana Pengantin Pria,
Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegoro melakukan ijab kabul dengan wali dari Gusti
Kanjeng Ratu Bendara, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Setelah akad nikah,
dilanjutkan dengan propesi panggih di bangsal Kencono. Dalam propesi panggih,
ada budaya yang dilakukan yaitu tiga lantunan gending Jawa. Lantunan gending
ini terdiri dari Gending Bindri (Mengiri kedatangan pengantin pria), Gending
Ladrang (Mengiringi upacara panggih dari balangan, wijik dadi, dan mencuci kaki
suami), dan Gending Boyong atau Gending Puspowarno (Mengiri kacar kucur lambang
penyerahan nafkah dahar walimah).
Terlihat pada
Pernikahan Keraton, menggunakan adat pernikahan orang Jawa khususnya Yogyakarta.
Karena adat ini merupakan budaya Bangsa Indonesia. Mungkin kalau dilihat dari
acaranya yang meriah, terlihat membutuhkan biaya yang cukup besar dan
perencanaan yang mantap agar acara tersebut berjalan sesuai keinginan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar